Studi
motivasi difokuskan pada proses yang memberi energy, arah, dan mempertahankan
perilaku.
A.
Perspektif Motivasi
1. Perspektif
behavioral tentang motivasi menekankan bahwa imbalan dan hukuman eksternal
adalah faktor utama yang menentukan motivasi murid. Insentif adalah stimuli
atau kejadian positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid.
2. Perspektif
humanities menekankan kapasitas pertumbuhan personal kita, kebebasan kita untuk
memilih nasib, dan kualitas positif kita. Menurut perspektif humanisties
Maslow, ada hierarki motif, dan kebutuhan murid harus dipuaskan dalam urutan
tertentu. Aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi dan tersulit dalam hierarki
Maslow, melibatkan motivasi untuk mengembangkan potensi manusia secara penuh.
3. Dalam
perspektif kognitif tentang motivasi, pikiran murid akan memandu motivasi
mereka. Perspektif kognitif memfokuskan diri pada motivasi internal untuk
meraih sesuatu, atribusi, keyakinan murid bahwa mereka dapat mengontrol
lingkungfan mereka secara efektif, dan dapat menentukan tujuan, merencanakan,
dan memonitor kemajuan mereka ke arah tujuan. Perspektif kognitif mirip dengan
konsep motivasi kompetensi R. W. White.
4. Perspektif
sosial menekankan perlunya afiliasi.
B.
Sumber Motivasi
1. Motivasi
Intrinsik
Motivasi
intrinsic adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu
sendiri (tujuan itu sendiri).
Secara
keseluruhan, kebanyakan pakar merekomendasikan agar guru menciptakan atmosfer
kelas di mana murid dapat termotivasi secara intrinsic untuk belajar. Salah
satu pandangan dari motivasi intrinsic menekankan karakteristik determinasi
diri. Memberi murid beberapa pilihan dan memberi banyak kesempatan untuk
tanggung jawab personal akan meningkatkan motivasi intrinsic. Csikszentmihalyi
menggunakan istilah flow untuk
mendeskripsikan pengalaman hidup yang optimal, yang melibatkan penguasaan dan
konsentrasi kuat dalam suatu aktivitas. Flow paling mungkin terjadi di area di
mana murid ditantang dan menganggap diri mereka mampu menghadapuinya.
2. Motivasi
Ekstinsik
Motivasi
ekstrinsic adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara
untuk ke tujuan). Dalam beberapa
situasi, hadiah dapat melemahkan kinerja. Ketika hadiah dipakai, hadiah itu
harus mengandung informasi tentang penguasaan tugas, bahkan sebagai control
eksternal. Para periset telah menemukan bahwa saat murid berpindah dari SD ke
SMP dan SMA, motivasi intrinsic mereka terus menurun, terutama selama SMP.
Konsep kesesuaian lingkungan-person menimbulkan perhatian pada kurangnya kesesuaian
antara minat remaja pada kemandirian dan control sekolah yang makin ketat, yang
menyebabkan evaluasi dan sikap negative terhadap sekolah.
3. Teori
Atribusi
Teori
atribusi menyatakan bahwa individu termotivasi untuk menemukan sebab sebab dari
perilaku dalam rangka memahami perilaku. Weiner mengidentifikasi tiga dimensi
atribusi kausal :
1) Lokus
2) Stabilitas
3) Daya
control
Kombinasi
dari tiga dimensi ini menghasilkan penjelasan berbeda tentang kesuksesan dan
kegagalan. Orientasi penguasaan (mastery) berfokus pada yugas bukan pada
kemampuan, dan melibatkan sikap positif dan strategi berorientasi solusi.
Orientasi helpless fokus pada kelemahan personal, menghubungkan kesulitan
dengan kekurangan kemampuan, dan menunjukkan sikap negative (seperti bosan dan
rasa cemas). Orientasi kinerja memperhatijkan hasil daripada proses
pencapaiannya.
4. Kecakapan
Diri
Self
ecafacy adalah keyakian bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memproduksi
hasil positif. Bandura percaya bahwa kecakapaan diri adalah faktor penting yang
mempengaruhi prestasi murid. Schunk berpendapat bahwa kecakapan diri
mempengaruhi pilihan tugas oleh murid, dan bahwa murid dengan kecakapan yang
rendah mungkin akan menghindari banyak tugas pelajaran, terutama yang menantang
atau sulit. Strategi instruksional yang menekankan “aku bisa melakukannya” akan
bermanfaat bagi murid. Guru dengan kecakapn diri yang rendah menjadi bingu8ng
oleh problem di kelas. Menentukan tujuan yang spesifik, jangka pendek dan
menantang akan bermanfaat bagi kecakapan diri dan prestasi murid. Dweck dan
Nichols mendefinisikan tujuan dari segi fokus yang berhubungan dengan prestasi
langsung dan definisi sukses. Menjadi perencana yang baik berarti mampu
mengelola waktu secara efektif, menentukan priioritas, dan mampu menata.
Memberikan kesempatan pada murid untuk mengembangkan keahlian manajemen waktu
akan bermanfaat bagi pembelajaran dan prestasi mereka. Monitoring diri adalah
aspek utama dari pembelajaran dan prestasi.
5. Kecemasan
Kecemasan
yang tinggi dapat berasal dari ekspektasi orang tua yang tidak realistis.
Kecemasan murid bertambah ketika mereka semakin tua dan menghadapi banyak
evaluasi, perbandingan sosial, dan kegagalan (bagi beberapa murid). Program
kognitif yang mengganti pemikiran yang tidak merugikan diri sendiri dengan pemikiran
yang konstruktif dan positif akan lebih efektif untuk meningkatkan prestasi
ketimbang menggunakan program relaksasi.
6. Ekspektasi guru
Ekspektasi guru mampu sangat mempengaruhi motivasi dan
prestasi murid
C.
Menjangkau Murid yang Tidak Tertarik atau Teralienasi
Berikut ini beberapa cara untuk
mendekati murid yang tidak tertarik atau teralienasi (Brophy, 1998) :
- Kembangkan hubungan positif dengan murid. Jika murid yang tidak tertarik belajar itu tidak menyukai Anda, maka akan sulit untuk mengajaknya mencapai tujuan pembelajaran. Tunjukkan kesabaran, tetapi terus bantu murid dan dorong untuk terus maju walaupun kadang ada kemunduran atau penolakan.
- Buat suasana di sekolah menjadi menarik. Agar sekolah menjadi menarik bagi murid jenis ini, cari tahu apa yang menarik bagi jurid tersebut dan jika dimungkinkan masukkan minat murid itu dalam tugas untuk mereka.
- Ajari mereka strategi untuk membuat belajar menjadi menyenangkan. Bantu mereka memahami bahwa mereka sendirilah yang menyebabkan masalah, dan cari jalan untuk membimbing mereka agar bangga dengan hasil kerja keras mereka sendiri.
- Pertimbangkan penggunaan mentor. Pikirkan tentang kemungkinan penggunaan bantuan mentor dari komunitas atau dari murid yang lebih tua yang Anda percaya akan dihormati oleh murid yang tak tertarik atau teralienasi itu.