Assalamualaikum
Selamat sore, I just want to tell you, this is our moment. Dengan kue yang hancur, mood yang paginya buruk, dan perayaan terlambat hampir satu bulan. Shafira Gayo ana harap antum tidak bad mood lagi, mudah-mudahan berkesan. Dwi Basitungkin ana harap antum memaafkan karena perayaannya telat satu bulan, afwan ya!
Archive for Desember 2016
Metode Penelitian Dalam Psikologi
Dasar
dari metode ilmiah adalah sebuah observasi sistematis, ada aturan yang ketat
dalam pembuktiannya. Seperti ilmu pengetahuan lainnya, dalam mempelajari
psikologi ada bukti-bukti empiris. Maksudnya adalah bukti ini dapat
diobservasi, dapat dilihat dengan mata, dan kebenarannya dapat dikonfirmasi
kembali oleh orang lain. Psikologi mempelajari perilaku dan menggunakan
pengamatan untuk menarik kesimpulan tentang proses-proses mental pribadi yang
tidak dapat diamati publik menggunakan metode ilmiah.
Ada 2 tujuan penelitian :
1.
Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
2.
Mengembangkan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Secara umum ada 2 metode penelitian, yaitu :
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
Ilmu pengetahuan berada diantara komunitas
para pemikir. Para psikolog berbagi temuan mereka dengan melakukan presentasi
pada konferensi-konferensi dan menerbitkan karya mereka dalam jurnal yang
ditinjau mitra mereka (peer-review).
Melalui tinjauan mitra, bebagai temuan dievaluasi secara kritis oleh orang
lain, memastikan bahwa penelitian yang diterbitkan dalam jurnal akademik
mewakili pengetahuan berkualitas tertinggi.
Salah satu pendekatan ilmiah pada
psikologi adalah mengadopsi metode ilmiah untuk mempelajari pokok-pokok bahasan
psikologi, lima langkah metode ilmiah yang dilakukan adalah :
1. Mengamati
sejumlah gejala
Gejala yang diteliti oleh ilmuan
disebut variabel. Variabel (variable)
adalah segala sesuatu yang dapat berubah. Salah satu aspek penting dari
pengonseptualisasian sebuah masalah penelitian adalah menghasilkan cara konkret
untuk mengukur variabel yang diteliti.
Definisi operasional (operational definition) adalah suatu
gambaran objektif bagaimana variabel penelitian akan diukur dan diamati.
Definisi operasional mengahapus beberapa kebingungan dan ketidakmenentuan yang
mungkin berkeliaran di dalam pikiran mengenai suatu masalah.
2. Merumuskan
hipotesis dan dugaan
Hipotesis (hypothesis) adalah sebuah gagasan yang muncul secara logis dari
sebuah teori. Hipotesis dapat dikatakan sebagai peramalan yang dapat diuji.
Hipotesis dapat dianggap sebagai sebuah tebakan ilmiah yang ada dan diberikan
berdasarkan penerapan logika.
Sebagai contoh, sebuah teori
kesejahteraan adalah teori determinasi diri (Deci & Ryan, 2000). Menurut
teori ini, manusia cenderung merasa puas ketika hidup mereka memenuhi tiga
kebutuhan penting: keterhubungan (hubungan yang hangat dengan orang lain),
otonomi (kemandirian), dan kompeten (menguasai keterampilan baru). Satu
hipotesis yang logis dari terori ini adalah bahwa orang yang menghargai uang,
kepemilikan barang-barang, status, dan penampilan fisik (yaitu, ganjaran ekstrinsik) daripada kebutuhan
keterhubungan, otonomi, dan kompeten seharusnya kurang puas, kurang bahagia,
dan kurang menyesuaikan diri dengan baik.dalam penelitian yang berjudul “Sisi
Gelap Mimpi Amerika”, Timothy Kasser dan Richard Ryan telah menemukan bahwa
individu yang menghargai ganjaran meterialistis daripada ganjaran yang lebih
intrinsik memang benar cenderung menderita seperti yang telah diramalkan.
3. Menguji
melalui penelitian empiris
Maksud dari menguji dengan
penelitian empiris adalah mengumpulkan data dan menganalisis data. Terlebih
dahulu yang harus diputuskan adalah siapa yangdipilih sebagai partisipan dan
metode penelitian mana yang digunakan. Pusatkan pada subjek penelitian.
Akankah subjek penelitian berupa
orang atau hewan? Anak-anak, orang dewasa atau keduanya? Akankah subjeknya
laki-laki, perempuan atau keduanya? Akankah mereka berasal dari satu etnis atau
berasal dari beragam kelompok etnis?
Ketika psikolog melakukan
penelitian, mereka biasanya ingin menarik kesimpulan yang akan diterapkan pada
sekelompok orang (atau hewan) yang lebih besar daripada subjek penelitian yang
mengikuti penelitian mereka.
Seluruh kelompok dimana peneliti
ingin menarik kesimpulan disebut populasi (population).
Bagian dari populasi yang dipilih oleh peneliti untuk penelitian disebut sampel
(sample).
4. Menarik
kesimpulan
Penting untuk diingat bahwa
perbaikan teori biasanya muncul hanya setelah sejumlah penelitian menghasilkan
hasil yang serupa. Reliabilitas merupakan tingkat di mana penelitian ilmiah
menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat direproduksi.
5. Mengevaluasi
kesimpulan
Seorang peneliti dapat menghasilkan
gagasan baru berdasarkan pada penelitian yang diterbitkan yang pada akhirnya
akan mengubah cara berfikir kita. Langkah 3, 4, dan 5 dalam metode ilmiah
dipahami sebagai bagian suatu proses yang tak ada henti-hentinya.
Latar penelitian
Latar
laboratorium, memungkinkan untuk terjadinya banyak kontrol. Akan tetapi, ada
beberapa kelemahan jika melakukan penelitian dalam laboratorium. Pertama,
mustahil melakukan penelitian tanpa subjek penelitian mengetahui apa yang
sedang diteliti. Kedua, latar laboratorium tidak alami, sehingga memungkinkan
subjek yang diteliti berperilaku tidak seperti biasa. Ketiga, subjek penelitian
mungkin tidak cukup mewakili kelompok dari beragam latar belakang budaya.
Keempat, beberapa aspek pikiran dan perilaku sulit, bahkan mustahil untuk
ditelti dalam latar laboratorium.
Penelitian dapat juga dilakukan pada
latar alami. Latar alami terkadang dapat memberikan wawasan yang tidak dapat
dicapai oleh peneliti dari labboratorium. Pengamatan naturalistic (naturalistic observation) adalah
mengamati perilaku pada latar yang sebenarnya.
Penelitian Deskriptif
Penelitian yang berfungsi dengan
tujuan mengamati dan merekam perilaku. Meliputi pengamatan, survei, dan
wawancara, tes-tes yang terstandarisasi, dan studi kasus.
Pengamatan,
anda mungkin akan mencatat dengan seksama apa yang Anda amati. Agar pengamatan
efektif, ia harus sistematis. Kita harus memiliki bebrapa gagasan tentang apa
yang kita cari. Kita harus mengetahui siapa yang kita amati, kapan dan dimana
kita akan mengamati, dan bagaimana kita akan melakukan pengamatan. Kita juga
perlu mengetahui dalam bentuk apa pengamatan akan dicatat : tertulis, dengan
perekan suara, atau video.
Survei dan wawancara adalah dengan
menanyakan kepada mereka. Survei yang baik adalah yang memiliki pertanyaan-pertanyaan
yang jelas dan tidak bias yang memungkinkan responden menjawab tanpa ambigu.
Satu masalah dengan survei dan
wawancara adalah kecenderungan responden untuk menjawab pertanyan dengan cara
yang mereka pikir diterima atau diinginkan secara sosial daripada dengan cara
yang mengomunikasikan apa yang benar-benar mereka pikirkan atau rasakan (Nardi,
2006).
Tes terstandarisai (standardized test) adalah tes yang
menuntut orang-orang untuk menjawab serangkaian pertanyan tertulis atau lisan
dan terkadang keduanya. Dua ciri khas tes terstandarisasi adalah, yang pertama,
jawaban individu dihitung untuk menhasilkan skor tunggal atau sekumpulan skor
yang mencerminkan sesuatu tentang individu, kedua, skor individu dibandingkan
pada sekelompok yang lebih besar yang terdiri ats orang-orang yang serupa untuk
menentukan bagaiman jawaban individu secara relative dengan orang lain.
Kelebihan utama tes terstandarisasi
adalah mereka memberikan perbedaan individu di antara orang-orang.
Studi kasus (case study) atau sejarah kasus, merupakan suatu penggalian yang
mendalan (in-depth look) pada seorang
individu. Suatu studi kasus memebrikan informasi mengenai tujuan, harapan,
khayalan, ketakutan, pengalaman traumatis, hubungan keluarga, kesehatan, atau
apapun dari seseorang yang membantu psikolog memahami pikiran dan juga perilaku
seseorang.
Penelitian Korelasional
penelitian
korelasional merupakan suatu strategi penelitian yang mengidentifikasi hubungan
antara dua atau lebih variabel untuk menggambarkan bagaimana variabel-variabel
tersebut berubah bersamaan. Ciri utamanya adalah variabel-variabel yang diteliti
diukur dan tidak dimanipulasi oleh peneliti. Kadar hubungan antara dua variabel
diungkapkan dalam belum angka (koefisien
korelasi).
Korelasi positif dan negative, tanda
plus minus tidak menunjukkan apaun tentang kekuatan korelasi. Korelasi positif
merupakan hubungan di mana dua faktor bervariasi dalam arah yang sama. Kedua
faktor cenderung meningkat bersamaan, atau kedua faktor cenderung menurun
bersamaan.
Korelasi dan hubungan sebab-akibat.
Penting diingat bahwa korelasi tidak berkontribusi dengan sebab-akibat. Contoh,
para peneliti mengaitkan konsumsi kopi dengan kanker pankreas. Orang cenderung
mengaitkan kalimat ini dengan sebab-akibat, bukan korelasi.
Cara lain yang dapat digunakan para
peneliti korelasional adalah desain longitudinal (longitudinal design), jenis khusus dari pengamatan sistematis yang
mengukur variabel yang diteliti dengan banyak tahapan sepanjang waktu.
Penelitian Eksperimental
Eksperimen
adalah prosedur yang dikontrol secara seksama dimana satu atau lebih variabel
yang diyakini mempengaruhi perilaku yang diteliti dimanipulasi semua variabel
lainnya dibuat konstan.
Pandangan bahwa eksperimen dapat
memperlihatkan hubungan sebab-akibat didasarkan pada gagasan bahwa jika subjek
penelitian ditempatkan pada suatu kelompok secara acak, satu-satunya perbedaan
sistematis pada mereka harusnya menjadi variabel yang dimanipulasi. Penempatan
acak (random assignment) berarti
bahwa peneliti menempatkan subjek penelitian ke dalam suatu kelompok tanpa
disengaja.
Eksperimen memiliki dua variabel,
variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah faktor eksperimental yang dimanipulasi. Variabel
terikat adalah faktor yang dapat berubah dalam suatu eksperimen sebagai respons
terhadap perubahan pada variabel bebas.
Eksperimen dapat melibatkan satu
atau lebih kelompok eksperimen dan control. Kelompok eksperimen merupakan
kelompok yang pengalannya dimanipulasi. Sedangkan kelompok kontrol adalah
kelompok pembanding yang dibuat semirip mungkin dengan kelompok seksperimen dan
diperlakukan sama dengan kelompok eksperimen kecuali untuk faktor yang
dimanipulasi.
Dalam melakukan eksperimen perlu
diperhatikan kekuatan kesimpulan yang kita tarik dari eksperimen (validitas).
Ada dua jenis validitas. Jenis pertama adalah validitas ekologi, merupakan
tingkat diman desain eksperimental mewakili persoalan-persoalan di duni nyata
seperti yang seharusnya ditangani. Jenis kedua adalah validitas internal,
merupakan tingkat dimana perubahan pada variabel terikat dikarenakan manipuasi
variabel bebas.
Peneliti seringkali tidak menyadari
mempengaruhi subjek penelitian mereka. Bias peneliti muncul ketika pengharapan
peneliti mempengaruhi hasil penelitian. Sedangkan bias subjek penelitian muncul
ketika perilaku subjek penelitian selama eksperimen dipengaruhi oleh pikiran
atau pengharapan mereka.
Bias eksperimen sering diukur
tingkatnya dengan menggunakan placebo. Placebo adalah zat yang tidak berbahaya
yang dapat diberikan kepada subjek penelitian sebagai pengganti agen aktif
seperti obat dan tidak memiliki dampak fisiologis tertentu. Efek placebo adalah
situasi dimana pengharapan subjek penelitian daripada perlakuan eksperimental
menghasilkan hasil eksperimental.
Selain dengan placebo, untuk melihat
besarnya harapan subjek penelitian dalam mempengaruhi hasil penelitian adalah
dengan eksperimen buta ganda yang merupakan suatu eksperimen yang dilakukan,
sehingga baik peneliti maupun subjek penelitian tidak menyadari mana yang
subjek penelitian menjadi kelompok eksperimen dan mana subejk penelitian
menjadi kelompok control sampai hasilnya dihitung.
Menganalisi dan Menginterpretasikan
Data
Untuk menganalisis dan
menginterpretasikan data, psikolog menggunakan statistik. Ada dua pengelompokan
dasar dari statistik, yaitu statistic deskriptif, yang digunakan untuk
menggambar dan merangkum data, dan statistic inferensial, yang digunakan untuk
menarik kesimpulan mengenai data tersebut.
Statistic
deskriptif
Pengukuran tendensi sentral adalah
angka tunggal yang menginformasikan karakteristik keseluruhan dari sekumpulan
data. Tiga pengukuran tedensi sentral adalah mean (rata-rata), median (nilai
tengah), dan modus (mode).
Mean dihitung dengan cara
menambahkan seluruh skor dalam sekumpulan skor dan kemudian membaginya dengan
jumlah skor. Median dihitung dengan cara melihat nilau yang berada tepat di
tengah distribusi skor setelah mereka diurutkan dari yang tertinggi hingga yang
terendah. Modus merupakan suatu pengukuran statistic tendensi sentral dengan
melihat atau mencari skor yang paling sering muncul dalam sekumpulan data.
Selain itu, statistik deskriptif
juga dapat digunakan untuk menacri pengukuran dari penyebaran yang
menggambarkan seberapa banyak skor pada sebuah sampel bervariasi satu dengan
yang lainnya. Suatu pengukuran penyebaran yang lazim adalah rentang (range)
yang merupakan jarak antara skor terendah dan tertinggi. Selain itu dapat pula
digunakan deviasu standar untuk mengukur seberapa banyak data bervariasi pada
rata-rata di seputar mean.
Statistik
inferensial
Statistic inferensial adalah metode
matematika yang digunakan untuk menunjukkan apakah data cukup mendukung atau
mengukuhkan hipotesis penelitian.
Berbagai Tantangan dalam
Melaksanakan dan Mengevaluasi Penelitian Psikologi
Melakukan
penelitian yang etis
Untuk
melakukan peneltian yang etis, tanggung jawab peneliti termasuk mendapatkan
persetujuan, memastikan kerahasiaan, memberikan penjelasan kepada subjek
penelitian mengenai tujuan penelitian dan berbagai akibat dari keikutsertaan
dalam penelitian, dan menghindari penggunaan pengelabuan yang tidak perlu.
Meminimalkan
bias
Psikologi harus waspada terhadap
bias gender, budaya, dan etnis dalam penelitian. Penelitian yang bergantung
pada sampel yang terbatas (misalnya seluruh pria atau seluruh orang eropa
amerika) tidak ndapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi. Bias gender,
budaya dan etnis dapat mengarahkan pada kesimpulan yang tidak akurat dalam
penelitian psikologi.
Menjadi
konsumen bijak dari informasi mengenai psikologi
Ketika anda membaca atau mendengar
tentang penelitian psikologi dalam media popular, anda seharusnya mendekati
informasi dengan pikiran kritis. Hal ini berarti membedahan antara hasil
kelompok dan kebutuhan individual, tidak terlalu menggeneralisasikan
berdasarkan sampel kecil atau satu penelitian, dan tidak menarik kesimpulan
sebab akibat dari data korelasional. Juga, penting untuk mengevaluasi sumber
informasi dan kredibilitasnya.
Pribadi Produktif dengan 6M+B
Firman Allah Ta’ala: fa inna ma’al ‘usri yusran, inna
ma’al ‘usri yusran (“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”) Allah memberitahukan bahwa
bersama kesulitan itu terdapat kemudahan. Kemudian Dia mempertegas berita
tersebut. Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasaan, dia berkata: “Nabi saw.
Pernah keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, dan
beliau juga dalam keadaan tertawa seraya bersabda: “Satu kesulitan itu tidak
akan pernah mengalahkan dua kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu
terdapat kemudahan.”
Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan itu dapat diketahui pada dua keadaan,
dimana kalimatnya dalam bentuk mufrad (tunggal). Sedangkan kemudahan (al-yusr)
dalam bentuk nakirah (tidak ada ketentuannya) sehingga bilangannya bertambah
banyak. Oleh karena itu beliau bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah
mengalahkan dua kemudahan.”
Ibnu
Duraid berkata: “Abu Hatim as-Sijistani mengumandangkan syair untukku: “Jika
hati telah menguasai keputusasaan. Dan sudah menjadi sempit oleh dada yang
lapang. Ia menginjak semua yang tidak disukai dan menjadi tenang,. Dan
menancapkan kesulitan di beberapa tempat. Dan untuk menyingkap mudharat, ia tidak
melihat jalan. Dia mendatangimu dalam keadaan putus asa dari meminta bantuan.
Yang diberikan oleh Yang Mahalembut lagi Mahamengabulkan. Dan setiap kejadian
itu jika berakhir, maka akan membawa kepada kebahagiaan yang dekat.”
Penyair
lain mengungkapkan: “Tidak jarang musibah itu membuat sempit gerak pemuda, dan
pada sisi Allah jalan keluar diperoleh. Lengkap sudah penderitaan. Dan ketika
kepungannya mendominasi, maka terbukalah jalan, yang sebelumnya dia menduga
musibah itu tiada akhir.”
Firman
Allah: fa idzaa faraghta fangshab. Wa ilaa rabbika farghab (“Maka apabila kamu
telah selesai [dari suatu urusan], kerjakanlah dengan sungguh-sungguh [urusan]
yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu
berharap.”) maksudnya, jika engkau telah selesai mengurus berbagai kepentingan
dunia dan semua kesibukannya serta telah memutus semua jarigannya, maka
bersungguh-sungguhlah untuk menjalankan ibadah serta melangkahlah
kepadanya dengan penuh semangat, dengan hati yang kosong lagi tulus, serta niat
karena Allah. Dari pengertian ini terdapat sabda Rasulullah saw. Di dalam
hadits yang diserpakati keshahihannya: “Tidak sempurna shalat seseorang ketika
makanan telah dihidangkan dan tidak sempurna pula shalat dalam keadaan menahan
buang air kecil dan besar.”
Dan
dari Ibnu Mas’ud: “Jika engkau telah selesai menunaikan berbagai kewajiban,
maka bersungguh-sungguhlah untuk melakukan Qiyamul lain. Dan dalam sebuah
riwayat dari Ibnu Mas’ud: fangshab. Wa ilaa rabbika farghab (“dan kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.”)
setelah selesai dari shalat yang engkau kerjakan sedang engkau masih dalam
keadaan duduk. ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata:
“Jika engkau telah selesai, maka bersungguh-sunguhlah, yakni berdoa.
Sebagian mufassir menafsirkan, bahwa apabila kamu (Muhammad)
telah selesai berdakwah, maka beribadahlah kepada Allah; apabila kamu telah
selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat, atau apabila
kamu telah selesai dari kesibukan dunia, maka bersungguh-sungguhlah dalam
beribadah dan berdoa. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya adalah,
apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka berdoalah. Orang yang
berpendapat demikian, berdalih dengan pendapat tafsir ini, bahwa disyariatkan
berdoa dan berdzikr setelah shalat fardhu.
Surah Al-Insyirah ini diturunkan
ketika Rasulullah saw. mengalami duka karena ditinggal oleh paman dan istri
yang dicintainya dalam waktu yang berdekatan di tahun yang sama. Pesan dari
ayat ini adalah bahwa Allah berjanji, pasti ada jalan keluar dari setiap
masalah. Manusia harus tetap melanjutkan hidupnya, dan teruslah beraktifitas.
Menjalin hubungan yang indah antara makhluk dengan Allah swt dengan tetap
beribadah dan bersyukur. Menjalin hubungan yang baik antar sesama makhluk
dengan tidak menarik diri dari lingkungan sosial dan terus beraktifitas.
Allah swt memerintahkan bahwa ketika
selesai dengan suatu urusan, maka tetaplah bekerja keras dalam urusan yang
lain. Ayat ke tujuh surah Al-Insyirah ini mengatakan bahwa ketika engkau
mendapat kesedihan, duka, maka Allah swt tidak melarang umatnya untuk bersedih.
Hanya saja, bukan kesedihan berkepanjangan. Dalam ayat ini dijelaskan, untuk
melupakan kesedihan itu, maka tetaplah bekerja keras untuk urusan lainnya.
Bekerja keras membutuhkan fokus, untuk hasil terbaik maka diperlukan totalitas.
Manusia diminta fokus dengan urusannya, tidak larut dengan satu titik atau satu
bagian dari kehidupan. Apalagi larut dengan kesedihan.
Jika dilihat kondisi hari ini,
kebanyakan umat muslim tidak menjadikan ayat dari surah Al-Insyirah ini sebagai
kunci untuk move on dan membiarkan
kesedihan tersebut menguasai mereka. Dalam surah ini Allah swt. telah jelas
memberikan solusi ketika seseorang bersedih maka bergeraklah. Bahkan tidak
jarang, manusia memelihara memori tentang kesedihan tersebut dengan terus
bermenung, menyendiri atau menarik diri dari lingkungan sosial, mendengarkan
lagu sedih, dan akhirnya tidak melakukan apa-apa. Hari ini, manusia lebih memilih
fokus dengan kesedihan tersebut, fokus dengan satu bagian dari kehidupan itu
dengan terus berandai-andai.
Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mengendalikan kesedihan adalah olahraga, menulis, belajar
kesenian menjahit, menyulam, melukis, memahat, mengukir ataupun bermain musik.
Aktivitas-aktivitas ini membutuhkan konsentrasi dan fokus yang besar dalam
pengerjaannya dan tidak berlalu begitu saja, karena bermanfaat untuk
perkembangan otak, memori, dan mampu menjadi sarana training untuk mengendalikan
emosi. Selain memiliki dampak positif terhadap fisiologis dan spikologis, tetap
beraktivitas dengan fokus dan teratur juga memberikan dampak positif terhadap
ekonomi. Beberapa hasil dari kegiatan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi, misalnya karya tulis, lukisan, patung, kain hasil jahitan dan sulam.
Kegiatan
positif yang dilakukan dengan fokus dan kerja keras pasti membuahkan hasil
positif. Seseorang yang sedih lalu kemudian menjadikan kesedihan itu sebagai
batu pijakan untuk bangkit, memilih olahraga atau bermain musik untuk
mengendalikan kesedihannya, konsentrasi, fokus dan konsisten di bidang tersebut
maka ia mampu manjadi otlet atau musisi dengan kualitas diri yang mumpuni.
Jadilah pribadi produktif dengan memiliki keterampilan menulis, menjahit, melukis, menyulam, mengukir, memahat, bermain dan menguasai musik.
Fajar, Matahari, dan Kita
Apakah
ini cerita tentang kita? Atau ini cerita tentangmu? Entahlah, aku akan katakan
bahwa ini cerita tentangku, tentang mimpi tak berujung, tentang ambisi tidak
berkesudahan, tentang cinta teramat dalam, tentang air mata yang mengering di
pipi, tentang luka yang tak pernah kering, tentang rindu yang membuat nafasku
tersengal, tentang kecerdasan, tentang kemandirian, tentang keteguhan hati, dan
tentang masa depan yang ku kejar merangkak.
Aku
bingung memulai darimana. Jadi kuputuskan bahwa aku akan memulai dari diriku.
Kurasa itu yang paling sederhana.
Aku
adalah bunga bagi kedua orang tuaku. Cantik, tentu saja. Setidaknya itulah yang
ibu dan nenekku katakan. Tetapi aku tidak pernah sekalipun merasa cantik.
Bagaimana tidak? Jelas saja, kakakku adalah seorang perempuan yang fashionable, tentu dia lebih cantik.
Adikku adalah seorang model, pasti lebih cantik. Aku tidak secantik mereka,
tetapi setidaknya aku lebih anggun, lebih matang dalam banyak hal.
Kata
banyak teman, mataku bagus. Aku yakin kau akan setuju, mungkin sangat setuju.
Mata inilah yang awalnya membuatmu tertarik padaku. Bulu mata lentik dengan
cahaya yang tajam, tatapan teduh, dan pandangan tegas. Apa katamu? Mungkin
benar, mataku memperlihatkan bahwa aku perempuan sederhana dengan kecerdasan,
prinsip dan keteguhan hati.
Aku
akan memberitahukan padamu satu rahasia, mengapa mataku bisa begitu. Aku
terlahir sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Rumahku selalu ramai, bukan
hanya karena jumlah kami yang banyak, tetapi juga karena perang yang tiada
berkesudahan. Perang antara ibu dan ayahku. Seingatku, mereka tidak pernah
akur. Hingga detik ini aku masih heran, dengan berperang setiap hari begitu,
bagaimana mungkin anaknya bisa berjumlah empat orang? Entahlah. Tumbuh dalam
keluarga yang keras kepala, mendidikku menjadi seorang yang keras kepala pun
keras hati. Sejak kecil aku terbiasa dengan ‘iya’ atau ‘tidak’, bukan ‘iya dan
tidak’.
Saat
usiaku dua belas tahun, tepatnya ketika aku lulus dari sekolah dasar, aku
memutuskan untuk meninggalkan rumah, seperti kakakku. Aku dan dia kemudian
tinggal berdua di rumah sewa di provinsi yang jauh dari orang tuaku. Usia
kakakku saat itu 16 tahun. Jangan cemas, ini bukan cerita tentang kenakalan
remaja.
Aku dan kakakku adalah anak yang mencintai ibunya, kami anak yang baik,
meski tidak dapat didikte. Kami mampu membedakan benar atau salah, mampu
menjauhi hal buruk dan melakukan hal baik, sungguh. Masalah yang sering kami
berikan kepada ibu hanya jika pilihan kami bukanlah pilihan yang ibu inginkan
untuk kami pilih. Jika sudah seperti itu, aku ataupun kakak harus menghadap,
bukan untuk melawan, tetapi untuk mendiskusikan mengapa dan bagaimana. Sehingga
ibu mampu memahami setiap pilihan yang kami ambil dan rencana-rencana masa
depan yang harus segera diwujudkan. Pada dasarnya, ibu adalah pribadi yang
sangat demokratis. Selama pilihan itu tidak melanggar nilai-nilai etika dan
moral dan yang terpenting tidak melanggar nilai-nilai agamis, maka beliau akan
setuju.
Aku
tumbuh menjadi remaja yang anggun, lembut, tegas, bijaksana, idealis, dan memiliki
pemahaman yang baik. Pengalaman masa kecil yang menyematkan kenangan tidak
mengenakkan membuat aku dan kakak benar-benar jauh dari laki-laki dan segala
sesuatu berbau romansa percintaan. Aku tumbuh menjadi perempuan berhati beku.
Aku melihat laki-laki sebagai pengganggu, penghambat langkah dan
rencana-rencanaku. Hasilnya adalah aku sibuk dengan berbagai kegiatan dan
segudang prestasi akademis dan non akademis. Aku merasa cukup mampu untuk hidup
tanpa teman, aku merasa mampu hidup dengan mengandalkan kemandirian dan
keteguhan hati.
Laki-laki
mana yang tidak akan tertarik dengan perempuan sepertiku?