Keluarga Rusuh

Assalamualaikum
Selamat sore, I just want to tell you, this is our moment. Dengan kue yang hancur, mood yang paginya buruk, dan perayaan terlambat hampir satu bulan. Shafira Gayo ana harap antum tidak bad mood lagi, mudah-mudahan berkesan. Dwi Basitungkin ana harap antum memaafkan karena perayaannya telat satu bulan, afwan ya!


NB : Itu yang paling kecil (Nayla Handsome) kenapa posenya gitu? biar sama tinggi dik? hehe

Metode Penelitian Dalam Psikologi

Dasar dari metode ilmiah adalah sebuah observasi sistematis, ada aturan yang ketat dalam pembuktiannya. Seperti ilmu pengetahuan lainnya, dalam mempelajari psikologi ada bukti-bukti empiris. Maksudnya adalah bukti ini dapat diobservasi, dapat dilihat dengan mata, dan kebenarannya dapat dikonfirmasi kembali oleh orang lain. Psikologi mempelajari perilaku dan menggunakan pengamatan untuk menarik kesimpulan tentang proses-proses mental pribadi yang tidak dapat diamati publik menggunakan metode ilmiah.
            Ada 2 tujuan penelitian :
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan itu sendiri.
                 Secara umum ada 2 metode penelitian, yaitu :
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
            Ilmu pengetahuan berada diantara komunitas para pemikir. Para psikolog berbagi temuan mereka dengan melakukan presentasi pada konferensi-konferensi dan menerbitkan karya mereka dalam jurnal yang ditinjau mitra mereka (peer-review). Melalui tinjauan mitra, bebagai temuan dievaluasi secara kritis oleh orang lain, memastikan bahwa penelitian yang diterbitkan dalam jurnal akademik mewakili pengetahuan berkualitas tertinggi.
            Salah satu pendekatan ilmiah pada psikologi adalah mengadopsi metode ilmiah untuk mempelajari pokok-pokok bahasan psikologi, lima langkah metode ilmiah yang dilakukan adalah :
1.      Mengamati sejumlah gejala
            Gejala yang diteliti oleh ilmuan disebut variabel. Variabel (variable) adalah segala sesuatu yang dapat berubah. Salah satu aspek penting dari pengonseptualisasian sebuah masalah penelitian adalah menghasilkan cara konkret untuk mengukur variabel yang diteliti.
            Definisi operasional (operational definition) adalah suatu gambaran objektif bagaimana variabel penelitian akan diukur dan diamati. Definisi operasional mengahapus beberapa kebingungan dan ketidakmenentuan yang mungkin berkeliaran di dalam pikiran mengenai suatu masalah.
2.      Merumuskan hipotesis dan dugaan
            Hipotesis (hypothesis) adalah sebuah gagasan yang muncul secara logis dari sebuah teori. Hipotesis dapat dikatakan sebagai peramalan yang dapat diuji. Hipotesis dapat dianggap sebagai sebuah tebakan ilmiah yang ada dan diberikan berdasarkan penerapan logika.
            Sebagai contoh, sebuah teori kesejahteraan adalah teori determinasi diri (Deci & Ryan, 2000). Menurut teori ini, manusia cenderung merasa puas ketika hidup mereka memenuhi tiga kebutuhan penting: keterhubungan (hubungan yang hangat dengan orang lain), otonomi (kemandirian), dan kompeten (menguasai keterampilan baru). Satu hipotesis yang logis dari terori ini adalah bahwa orang yang menghargai uang, kepemilikan barang-barang, status, dan penampilan fisik (yaitu, ganjaran ekstrinsik) daripada kebutuhan keterhubungan, otonomi, dan kompeten seharusnya kurang puas, kurang bahagia, dan kurang menyesuaikan diri dengan baik.dalam penelitian yang berjudul “Sisi Gelap Mimpi Amerika”, Timothy Kasser dan Richard Ryan telah menemukan bahwa individu yang menghargai ganjaran meterialistis daripada ganjaran yang lebih intrinsik memang benar cenderung menderita seperti yang telah diramalkan.
3.      Menguji melalui penelitian empiris
            Maksud dari menguji dengan penelitian empiris adalah mengumpulkan data dan menganalisis data. Terlebih dahulu yang harus diputuskan adalah siapa yangdipilih sebagai partisipan dan metode penelitian mana yang digunakan. Pusatkan pada subjek penelitian.
            Akankah subjek penelitian berupa orang atau hewan? Anak-anak, orang dewasa atau keduanya? Akankah subjeknya laki-laki, perempuan atau keduanya? Akankah mereka berasal dari satu etnis atau berasal dari beragam kelompok etnis?
            Ketika psikolog melakukan penelitian, mereka biasanya ingin menarik kesimpulan yang akan diterapkan pada sekelompok orang (atau hewan) yang lebih besar daripada subjek penelitian yang mengikuti penelitian mereka.
            Seluruh kelompok dimana peneliti ingin menarik kesimpulan disebut populasi (population). Bagian dari populasi yang dipilih oleh peneliti untuk penelitian disebut sampel (sample).
4.      Menarik kesimpulan
            Penting untuk diingat bahwa perbaikan teori biasanya muncul hanya setelah sejumlah penelitian menghasilkan hasil yang serupa. Reliabilitas merupakan tingkat di mana penelitian ilmiah menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat direproduksi.
5.      Mengevaluasi kesimpulan
            Seorang peneliti dapat menghasilkan gagasan baru berdasarkan pada penelitian yang diterbitkan yang pada akhirnya akan mengubah cara berfikir kita. Langkah 3, 4, dan 5 dalam metode ilmiah dipahami sebagai bagian suatu proses yang tak ada henti-hentinya.
Latar penelitian
            Latar laboratorium, memungkinkan untuk terjadinya banyak kontrol. Akan tetapi, ada beberapa kelemahan jika melakukan penelitian dalam laboratorium. Pertama, mustahil melakukan penelitian tanpa subjek penelitian mengetahui apa yang sedang diteliti. Kedua, latar laboratorium tidak alami, sehingga memungkinkan subjek yang diteliti berperilaku tidak seperti biasa. Ketiga, subjek penelitian mungkin tidak cukup mewakili kelompok dari beragam latar belakang budaya. Keempat, beberapa aspek pikiran dan perilaku sulit, bahkan mustahil untuk ditelti dalam latar laboratorium.
            Penelitian dapat juga dilakukan pada latar alami. Latar alami terkadang dapat memberikan wawasan yang tidak dapat dicapai oleh peneliti dari labboratorium. Pengamatan naturalistic (naturalistic observation) adalah mengamati perilaku pada latar yang sebenarnya.
Penelitian Deskriptif
            Penelitian yang berfungsi dengan tujuan mengamati dan merekam perilaku. Meliputi pengamatan, survei, dan wawancara, tes-tes yang terstandarisasi, dan studi kasus.
Pengamatan, anda mungkin akan mencatat dengan seksama apa yang Anda amati. Agar pengamatan efektif, ia harus sistematis. Kita harus memiliki bebrapa gagasan tentang apa yang kita cari. Kita harus mengetahui siapa yang kita amati, kapan dan dimana kita akan mengamati, dan bagaimana kita akan melakukan pengamatan. Kita juga perlu mengetahui dalam bentuk apa pengamatan akan dicatat : tertulis, dengan perekan suara, atau video.
            Survei dan wawancara adalah dengan menanyakan kepada mereka. Survei yang baik adalah yang memiliki pertanyaan-pertanyaan yang jelas dan tidak bias yang memungkinkan responden menjawab tanpa ambigu.
            Satu masalah dengan survei dan wawancara adalah kecenderungan responden untuk menjawab pertanyan dengan cara yang mereka pikir diterima atau diinginkan secara sosial daripada dengan cara yang mengomunikasikan apa yang benar-benar mereka pikirkan atau rasakan (Nardi, 2006).
            Tes terstandarisai (standardized test) adalah tes yang menuntut orang-orang untuk menjawab serangkaian pertanyan tertulis atau lisan dan terkadang keduanya. Dua ciri khas tes terstandarisasi adalah, yang pertama, jawaban individu dihitung untuk menhasilkan skor tunggal atau sekumpulan skor yang mencerminkan sesuatu tentang individu, kedua, skor individu dibandingkan pada sekelompok yang lebih besar yang terdiri ats orang-orang yang serupa untuk menentukan bagaiman jawaban individu secara relative dengan orang lain.
            Kelebihan utama tes terstandarisasi adalah mereka memberikan perbedaan individu di antara orang-orang.
            Studi kasus (case study) atau sejarah kasus, merupakan suatu penggalian yang mendalan (in-depth look) pada seorang individu. Suatu studi kasus memebrikan informasi mengenai tujuan, harapan, khayalan, ketakutan, pengalaman traumatis, hubungan keluarga, kesehatan, atau apapun dari seseorang yang membantu psikolog memahami pikiran dan juga perilaku seseorang.
Penelitian Korelasional
            penelitian korelasional merupakan suatu strategi penelitian yang mengidentifikasi hubungan antara dua atau lebih variabel untuk menggambarkan bagaimana variabel-variabel tersebut berubah bersamaan. Ciri utamanya adalah variabel-variabel yang diteliti diukur dan tidak dimanipulasi oleh peneliti. Kadar hubungan antara dua variabel diungkapkan dalam belum angka (koefisien korelasi).
            Korelasi positif dan negative, tanda plus minus tidak menunjukkan apaun tentang kekuatan korelasi. Korelasi positif merupakan hubungan di mana dua faktor bervariasi dalam arah yang sama. Kedua faktor cenderung meningkat bersamaan, atau kedua faktor cenderung menurun bersamaan.
            Korelasi dan hubungan sebab-akibat. Penting diingat bahwa korelasi tidak berkontribusi dengan sebab-akibat. Contoh, para peneliti mengaitkan konsumsi kopi dengan kanker pankreas. Orang cenderung mengaitkan kalimat ini dengan sebab-akibat, bukan korelasi.
            Cara lain yang dapat digunakan para peneliti korelasional adalah desain longitudinal (longitudinal design), jenis khusus dari pengamatan sistematis yang mengukur variabel yang diteliti dengan banyak tahapan sepanjang waktu.
Penelitian Eksperimental
Eksperimen adalah prosedur yang dikontrol secara seksama dimana satu atau lebih variabel yang diyakini mempengaruhi perilaku yang diteliti dimanipulasi semua variabel lainnya dibuat konstan.
            Pandangan bahwa eksperimen dapat memperlihatkan hubungan sebab-akibat didasarkan pada gagasan bahwa jika subjek penelitian ditempatkan pada suatu kelompok secara acak, satu-satunya perbedaan sistematis pada mereka harusnya menjadi variabel yang dimanipulasi. Penempatan acak (random assignment) berarti bahwa peneliti menempatkan subjek penelitian ke dalam suatu kelompok tanpa disengaja.
            Eksperimen memiliki dua variabel, variabel bebas dan variabel terikat.  Variabel bebas adalah faktor eksperimental yang dimanipulasi. Variabel terikat adalah faktor yang dapat berubah dalam suatu eksperimen sebagai respons terhadap perubahan pada variabel bebas.
            Eksperimen dapat melibatkan satu atau lebih kelompok eksperimen dan control. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang pengalannya dimanipulasi. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok pembanding yang dibuat semirip mungkin dengan kelompok seksperimen dan diperlakukan sama dengan kelompok eksperimen kecuali untuk faktor yang dimanipulasi.
            Dalam melakukan eksperimen perlu diperhatikan kekuatan kesimpulan yang kita tarik dari eksperimen (validitas). Ada dua jenis validitas. Jenis pertama adalah validitas ekologi, merupakan tingkat diman desain eksperimental mewakili persoalan-persoalan di duni nyata seperti yang seharusnya ditangani. Jenis kedua adalah validitas internal, merupakan tingkat dimana perubahan pada variabel terikat dikarenakan manipuasi variabel bebas.
            Peneliti seringkali tidak menyadari mempengaruhi subjek penelitian mereka. Bias peneliti muncul ketika pengharapan peneliti mempengaruhi hasil penelitian. Sedangkan bias subjek penelitian muncul ketika perilaku subjek penelitian selama eksperimen dipengaruhi oleh pikiran atau pengharapan mereka.
            Bias eksperimen sering diukur tingkatnya dengan menggunakan placebo. Placebo adalah zat yang tidak berbahaya yang dapat diberikan kepada subjek penelitian sebagai pengganti agen aktif seperti obat dan tidak memiliki dampak fisiologis tertentu. Efek placebo adalah situasi dimana pengharapan subjek penelitian daripada perlakuan eksperimental menghasilkan hasil eksperimental.
            Selain dengan placebo, untuk melihat besarnya harapan subjek penelitian dalam mempengaruhi hasil penelitian adalah dengan eksperimen buta ganda yang merupakan suatu eksperimen yang dilakukan, sehingga baik peneliti maupun subjek penelitian tidak menyadari mana yang subjek penelitian menjadi kelompok eksperimen dan mana subejk penelitian menjadi kelompok control sampai hasilnya dihitung.
Menganalisi dan Menginterpretasikan Data
            Untuk menganalisis dan menginterpretasikan data, psikolog menggunakan statistik. Ada dua pengelompokan dasar dari statistik, yaitu statistic deskriptif, yang digunakan untuk menggambar dan merangkum data, dan statistic inferensial, yang digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai data tersebut.
Statistic deskriptif
            Pengukuran tendensi sentral adalah angka tunggal yang menginformasikan karakteristik keseluruhan dari sekumpulan data. Tiga pengukuran tedensi sentral adalah mean (rata-rata), median (nilai tengah), dan modus (mode).
            Mean dihitung dengan cara menambahkan seluruh skor dalam sekumpulan skor dan kemudian membaginya dengan jumlah skor. Median dihitung dengan cara melihat nilau yang berada tepat di tengah distribusi skor setelah mereka diurutkan dari yang tertinggi hingga yang terendah. Modus merupakan suatu pengukuran statistic tendensi sentral dengan melihat atau mencari skor yang paling sering muncul dalam sekumpulan data.
            Selain itu, statistik deskriptif juga dapat digunakan untuk menacri pengukuran dari penyebaran yang menggambarkan seberapa banyak skor pada sebuah sampel bervariasi satu dengan yang lainnya. Suatu pengukuran penyebaran yang lazim adalah rentang (range) yang merupakan jarak antara skor terendah dan tertinggi. Selain itu dapat pula digunakan deviasu standar untuk mengukur seberapa banyak data bervariasi pada rata-rata di seputar mean.
Statistik inferensial
            Statistic inferensial adalah metode matematika yang digunakan untuk menunjukkan apakah data cukup mendukung atau mengukuhkan hipotesis penelitian.
Berbagai Tantangan dalam Melaksanakan dan Mengevaluasi Penelitian Psikologi
Melakukan penelitian yang etis
Untuk melakukan peneltian yang etis, tanggung jawab peneliti termasuk mendapatkan persetujuan, memastikan kerahasiaan, memberikan penjelasan kepada subjek penelitian mengenai tujuan penelitian dan berbagai akibat dari keikutsertaan dalam penelitian, dan menghindari penggunaan pengelabuan yang tidak perlu.
Meminimalkan bias
            Psikologi harus waspada terhadap bias gender, budaya, dan etnis dalam penelitian. Penelitian yang bergantung pada sampel yang terbatas (misalnya seluruh pria atau seluruh orang eropa amerika) tidak ndapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi. Bias gender, budaya dan etnis dapat mengarahkan pada kesimpulan yang tidak akurat dalam penelitian psikologi.
Menjadi konsumen bijak dari informasi mengenai psikologi

            Ketika anda membaca atau mendengar tentang penelitian psikologi dalam media popular, anda seharusnya mendekati informasi dengan pikiran kritis. Hal ini berarti membedahan antara hasil kelompok dan kebutuhan individual, tidak terlalu menggeneralisasikan berdasarkan sampel kecil atau satu penelitian, dan tidak menarik kesimpulan sebab akibat dari data korelasional. Juga, penting untuk mengevaluasi sumber informasi dan kredibilitasnya.

Pribadi Produktif dengan 6M+B

Firman Allah Ta’ala: fa inna ma’al ‘usri yusran, inna ma’al ‘usri yusran (“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”) Allah memberitahukan bahwa bersama kesulitan itu  terdapat kemudahan. Kemudian Dia mempertegas berita tersebut. Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasaan, dia berkata: “Nabi saw. Pernah  keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, dan beliau juga dalam keadaan tertawa seraya bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu terdapat kemudahan.”
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan itu dapat diketahui pada dua keadaan, dimana kalimatnya dalam bentuk mufrad (tunggal). Sedangkan kemudahan (al-yusr) dalam bentuk nakirah (tidak ada ketentuannya) sehingga bilangannya bertambah banyak. Oleh karena itu beliau bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.”
Ibnu Duraid berkata: “Abu Hatim as-Sijistani mengumandangkan syair untukku: “Jika hati telah menguasai keputusasaan. Dan sudah menjadi sempit oleh dada yang lapang. Ia menginjak semua yang tidak disukai dan menjadi tenang,. Dan menancapkan kesulitan di beberapa tempat. Dan untuk menyingkap mudharat, ia tidak melihat jalan. Dia mendatangimu dalam keadaan putus asa dari meminta bantuan. Yang diberikan oleh Yang Mahalembut lagi Mahamengabulkan. Dan setiap kejadian itu jika berakhir, maka akan membawa kepada kebahagiaan yang dekat.”
Penyair lain mengungkapkan: “Tidak jarang musibah itu membuat sempit gerak pemuda, dan pada sisi Allah jalan keluar diperoleh. Lengkap sudah penderitaan. Dan ketika kepungannya mendominasi, maka terbukalah jalan, yang sebelumnya dia menduga musibah itu tiada akhir.”
Firman Allah: fa idzaa faraghta fangshab. Wa ilaa rabbika farghab (“Maka apabila kamu telah selesai [dari suatu urusan], kerjakanlah dengan sungguh-sungguh [urusan] yang lain. Dan hanya  kepada Rabb-mu lah  hendaknya kamu  berharap.”) maksudnya, jika engkau telah selesai mengurus berbagai kepentingan dunia dan semua kesibukannya serta telah  memutus semua jarigannya, maka bersungguh-sungguhlah untuk  menjalankan ibadah serta melangkahlah kepadanya dengan penuh semangat, dengan hati yang kosong lagi tulus, serta niat karena Allah. Dari pengertian ini terdapat sabda Rasulullah saw. Di dalam hadits yang diserpakati keshahihannya: “Tidak sempurna shalat seseorang ketika makanan telah dihidangkan dan tidak sempurna pula shalat dalam keadaan menahan buang air kecil dan besar.”
Dan dari Ibnu Mas’ud: “Jika engkau telah selesai menunaikan berbagai kewajiban, maka bersungguh-sungguhlah untuk melakukan Qiyamul lain. Dan dalam sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud: fangshab. Wa ilaa rabbika farghab (“dan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.”) setelah selesai dari shalat yang engkau kerjakan sedang engkau masih dalam keadaan duduk. ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Jika engkau telah selesai, maka bersungguh-sunguhlah, yakni berdoa.

Sebagian mufassir menafsirkan, bahwa apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah, maka beribadahlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat, atau apabila kamu telah selesai dari kesibukan dunia, maka bersungguh-sungguhlah dalam beribadah dan berdoa. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya adalah, apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka berdoalah. Orang yang berpendapat demikian, berdalih dengan pendapat tafsir ini, bahwa disyariatkan berdoa dan berdzikr setelah shalat fardhu.
            Surah Al-Insyirah ini diturunkan ketika Rasulullah saw. mengalami duka karena ditinggal oleh paman dan istri yang dicintainya dalam waktu yang berdekatan di tahun yang sama. Pesan dari ayat ini adalah bahwa Allah berjanji, pasti ada jalan keluar dari setiap masalah. Manusia harus tetap melanjutkan hidupnya, dan teruslah beraktifitas. Menjalin hubungan yang indah antara makhluk dengan Allah swt dengan tetap beribadah dan bersyukur. Menjalin hubungan yang baik antar sesama makhluk dengan tidak menarik diri dari lingkungan sosial dan terus beraktifitas.
            Allah swt memerintahkan bahwa ketika selesai dengan suatu urusan, maka tetaplah bekerja keras dalam urusan yang lain. Ayat ke tujuh surah Al-Insyirah ini mengatakan bahwa ketika engkau mendapat kesedihan, duka, maka Allah swt tidak melarang umatnya untuk bersedih. Hanya saja, bukan kesedihan berkepanjangan. Dalam ayat ini dijelaskan, untuk melupakan kesedihan itu, maka tetaplah bekerja keras untuk urusan lainnya. Bekerja keras membutuhkan fokus, untuk hasil terbaik maka diperlukan totalitas. Manusia diminta fokus dengan urusannya, tidak larut dengan satu titik atau satu bagian dari kehidupan. Apalagi larut dengan kesedihan.
            Jika dilihat kondisi hari ini, kebanyakan umat muslim tidak menjadikan ayat dari surah Al-Insyirah ini sebagai kunci untuk move on dan membiarkan kesedihan tersebut menguasai mereka. Dalam surah ini Allah swt. telah jelas memberikan solusi ketika seseorang bersedih maka bergeraklah. Bahkan tidak jarang, manusia memelihara memori tentang kesedihan tersebut dengan terus bermenung, menyendiri atau menarik diri dari lingkungan sosial, mendengarkan lagu sedih, dan akhirnya tidak melakukan apa-apa. Hari ini, manusia lebih memilih fokus dengan kesedihan tersebut, fokus dengan satu bagian dari kehidupan itu dengan terus berandai-andai.
            Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kesedihan adalah olahraga, menulis, belajar kesenian menjahit, menyulam, melukis, memahat, mengukir ataupun bermain musik. Aktivitas-aktivitas ini membutuhkan konsentrasi dan fokus yang besar dalam pengerjaannya dan tidak berlalu begitu saja, karena bermanfaat untuk perkembangan otak, memori, dan mampu menjadi sarana training untuk mengendalikan emosi. Selain memiliki dampak positif terhadap fisiologis dan spikologis, tetap beraktivitas dengan fokus dan teratur juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi. Beberapa hasil dari kegiatan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, misalnya karya tulis, lukisan, patung, kain hasil jahitan dan sulam.

Kegiatan positif yang dilakukan dengan fokus dan kerja keras pasti membuahkan hasil positif. Seseorang yang sedih lalu kemudian menjadikan kesedihan itu sebagai batu pijakan untuk bangkit, memilih olahraga atau bermain musik untuk mengendalikan kesedihannya, konsentrasi, fokus dan konsisten di bidang tersebut maka ia mampu manjadi otlet atau musisi dengan kualitas diri yang mumpuni.
Jadilah pribadi produktif dengan memiliki keterampilan menulis, menjahit, melukis, menyulam, mengukir, memahat, bermain dan menguasai musik.

Fajar, Matahari, dan Kita



 Apakah ini cerita tentang kita? Atau ini cerita tentangmu? Entahlah, aku akan katakan bahwa ini cerita tentangku, tentang mimpi tak berujung, tentang ambisi tidak berkesudahan, tentang cinta teramat dalam, tentang air mata yang mengering di pipi, tentang luka yang tak pernah kering, tentang rindu yang membuat nafasku tersengal, tentang kecerdasan, tentang kemandirian, tentang keteguhan hati, dan tentang masa depan yang ku kejar merangkak.
Aku bingung memulai darimana. Jadi kuputuskan bahwa aku akan memulai dari diriku. Kurasa itu yang paling sederhana.
Aku adalah bunga bagi kedua orang tuaku. Cantik, tentu saja. Setidaknya itulah yang ibu dan nenekku katakan. Tetapi aku tidak pernah sekalipun merasa cantik. Bagaimana tidak? Jelas saja, kakakku adalah seorang perempuan yang fashionable, tentu dia lebih cantik. Adikku adalah seorang model, pasti lebih cantik. Aku tidak secantik mereka, tetapi setidaknya aku lebih anggun, lebih matang dalam banyak hal.
Kata banyak teman, mataku bagus. Aku yakin kau akan setuju, mungkin sangat setuju. Mata inilah yang awalnya membuatmu tertarik padaku. Bulu mata lentik dengan cahaya yang tajam, tatapan teduh, dan pandangan tegas. Apa katamu? Mungkin benar, mataku memperlihatkan bahwa aku perempuan sederhana dengan kecerdasan, prinsip dan keteguhan hati.
Aku akan memberitahukan padamu satu rahasia, mengapa mataku bisa begitu. Aku terlahir sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Rumahku selalu ramai, bukan hanya karena jumlah kami yang banyak, tetapi juga karena perang yang tiada berkesudahan. Perang antara ibu dan ayahku. Seingatku, mereka tidak pernah akur. Hingga detik ini aku masih heran, dengan berperang setiap hari begitu, bagaimana mungkin anaknya bisa berjumlah empat orang? Entahlah. Tumbuh dalam keluarga yang keras kepala, mendidikku menjadi seorang yang keras kepala pun keras hati. Sejak kecil aku terbiasa dengan ‘iya’ atau ‘tidak’, bukan ‘iya dan tidak’.
Saat usiaku dua belas tahun, tepatnya ketika aku lulus dari sekolah dasar, aku memutuskan untuk meninggalkan rumah, seperti kakakku. Aku dan dia kemudian tinggal berdua di rumah sewa di provinsi yang jauh dari orang tuaku. Usia kakakku saat itu 16 tahun. Jangan cemas, ini bukan cerita tentang kenakalan remaja.
Aku dan kakakku adalah anak yang mencintai ibunya, kami anak yang baik, meski tidak dapat didikte. Kami mampu membedakan benar atau salah, mampu menjauhi hal buruk dan melakukan hal baik, sungguh. Masalah yang sering kami berikan kepada ibu hanya jika pilihan kami bukanlah pilihan yang ibu inginkan untuk kami pilih. Jika sudah seperti itu, aku ataupun kakak harus menghadap, bukan untuk melawan, tetapi untuk mendiskusikan mengapa dan bagaimana. Sehingga ibu mampu memahami setiap pilihan yang kami ambil dan rencana-rencana masa depan yang harus segera diwujudkan. Pada dasarnya, ibu adalah pribadi yang sangat demokratis. Selama pilihan itu tidak melanggar nilai-nilai etika dan moral dan yang terpenting tidak melanggar nilai-nilai agamis, maka beliau akan setuju.
Aku tumbuh menjadi remaja yang anggun, lembut, tegas, bijaksana, idealis, dan memiliki pemahaman yang baik. Pengalaman masa kecil yang menyematkan kenangan tidak mengenakkan membuat aku dan kakak benar-benar jauh dari laki-laki dan segala sesuatu berbau romansa percintaan. Aku tumbuh menjadi perempuan berhati beku. Aku melihat laki-laki sebagai pengganggu, penghambat langkah dan rencana-rencanaku. Hasilnya adalah aku sibuk dengan berbagai kegiatan dan segudang prestasi akademis dan non akademis. Aku merasa cukup mampu untuk hidup tanpa teman, aku merasa mampu hidup dengan mengandalkan kemandirian dan keteguhan hati.
Laki-laki mana yang tidak akan tertarik dengan perempuan sepertiku?